Rabu, 29 Juni 2011

Tangan Dan Kaki Bayi Dingin


Jangan cemas! Itu hal wajar pada bayi baru lahir karena sistem sirkulasi atau peredaran darahnya belum berkembang sempurna. Selama bagian dada dan perutnya masih terada hangat bila diraba, dan permukaan kulitnya tidak tampak kebiru-biruan, bayi sebetulnya aman-aman saja.

Sistem belum matang. Sekalipun bayi lahir cukup bulan, namun seluruh sistem tubuhnya belum berfungsi secara optimal. Salah satunya sisitem sirkulasi atau peredaran darah. Keadaan ini menyebabkan tubuhnya memprioritaskan peredaran darah mengalir ke organ-organ tubuh yang penting terlebih dahulu. Yakni, organ-organ tubuh yang sangat dibutuhkan dalam menunjang jalannya proses metabolisme penunjang kehidupan. Seperti, otak, paru-paru, dan jantung. Baru setelah itu, aliran darah ditujukan ke organ-organ tubuh lainnya. Tangan dan kaki termasuk organ tubuh yang paling akhir untuk dialiri darah.

Bantu hangatkan tubuh. Fungsi jantung dan sistem peredaran darah yang belum smepurna, menyebabkan aliran darah berjalan lambat dan lama untuk mencapai tangan dan kaki, sehingga membuatnya terasa dingin jika diraba, kulit telapak tangan dan kaki terlihat agak pucat. Seluruh sistem peredaran darah bayi umumnya butuh waktu 3-4 bulan untuk berkembang dan matang secara sempurna. Hal ini sejalan dengan makin aktifnya bayi bergerak dan beraktivitas. Beberapa cara berikut dapat membantu menghangatkan tubuh bayi:
  • Pakaikan kaus kaki dan kaus tangan khusus untuk bayi.
  • Selimuti tubuh bayi.
  • Pakaikan baju yang cukup tebal serta tutupi kepalanya dengan topi bayi.
Namun perlu diingat:
  • Jangan membungkus tubuh bayi dengan selimut terlalu tebal dan kuat, sehingga dia jadi sulit bergerak.
  • Jangan membungkus bayi Anda seharian! Cukup sampai tangan dan kakinya terasa hangat serta kulitnya sudah berwarna merah muda. Lepaskan kaus kaki, kaus tangan, selimut, dan topinya, lalu biarkan bayi memakai baju biasa yang cukup hangat.

MENGAJARKAN BALITA MEMBACA













Balita kini gemar membaca buku karena selama ini Anda membacakannya buku cerita. Ia akan  protes saat Anda banyak kesibukan atau lelah, sehingga tak membacakannya cerita menjelang jam tidurnya. Keinginannya ini bisa menjadi peluang bagus untuk melatih anak untuk 'membaca' sendiri. Anda bisa mulai mengajarkannya membaca dengan cara: 

  1. Sediakan buku kecil dengan kertas tebal. Setiap halaman buku hanya ada satu gambar. Misalnya gambar mobil warna merah dengan roda berwarna hitam. Halaman berikut, gambar satu pohon besar. Lihat gambar, ceritakan apa saja yang ada dalam gambar. Misalnya; “Ada pohon besar. Di pohon itu ada sarang burung. Di dalam sarang, ada ibu burung dan anaknya”.
  2. Tunjuk dengan jari apa yang Anda katakan. Ketika Anda menyebut kata “pohon”, tunjuk gambar pohon dengan jari Anda. Tunjuk sarang burung ketika Anda menyebut “sarang burung” Tindakan Anda akan menuntun pikiran anak agar mengaitkan kata dengan gambar karena kemungkinan anak Anda belum pernah melihat sarang burung yang sesungguhnya.
  3. Manfaatkan poster, flyer, brosur. Sebutkan gambar-gambar pada brosur, flyer atau poster tersebut. Misalnya, brosur tentang perumahan yang baru dibangun, ceritakan pada anak tentang rumah. Misalnya, “Ini rumah. Di rumah ini ada satu mobil, warnanya kuning. Ini halaman rumput untuk bermain sepak bola. Ini pohon, ada burung-burung sedang mencari makan.”
  4. Lakukan berulang-ulang karena anak belajar melalui pengulangan. Usahakan cerita yang Anda buat kemarin, sama dengan hari ini. Tujuannya agar anak bisa mengingat kata-kata yang Anda gunakan untuk bercerita.
  5. Ajak anak aktif. Misalnya; “Ini keranjang buah. Di keranjang ini ada tomat. Coba tunjuk, mana tomatnya?”
  6. Beri pujian saat anak aktif terlibat. Pujian sederhana seperti “pintar” atau memberi tepuk tangan, penting bagi anak. Mengetahui perilakunya mendapat persetujuan, dia akan mengulangnya.